Dalam artikel tertanggal 24 August
2012 yang berjudul "Siapa Pembunuh
John Lennon?" seorang penulis kompasiana mengulas bahwa Mark memiliki
banyak kesamaan dengan Lennon. Di rumahnya, Mark menempelkan begitu banyak
poster Lennon. Selain memiliki hobi yang sama dengan Lennon, yaitu bermusik dan
mencintai benda-benda seni, hal yang paling utama ialah kegemarannya pada obat
bius dan ganja, sama persis dengan kesukaan Lennon.
Psikiater yang memeriksa Chapman yakin
bahwa ia merupakan peniru fanatik, yang tidak ingin diduakan dengan adanya
Lennon asli. Namun, Chapman mulai berubah religius dan fanatik terhadap ajaran
Agama Kristen. Ia begitu marah takkala Lennon mengatakan bahwa Beatles lebih
populer dari Yesus. Dengan berbagai latar belakang itulah, Mark kemudian
membunuh Lennon.
Anehnya, setelah membunuh, Mark tak
melarikan diri. Ia hanya duduk di tangga sambil membaca novel, “Catcher In The
Rye”, hingga polisi menangkapnya. Ketenangan Mark sempat membuatnya dianggap
mengidap gangguan jiwa. Terlebih saat diinterogasi, Mark menyatakan, ia tak
merencanakan pembunuhan itu, hanya melihat secara acak dari buku telepon, dan
kebetulan ada wajah John Lennon.
Paul Mc Cartney, sahabat Lennon di
Beatles, pernah memiliki teori yang lain. Paul berspekulasi bahwa Yoko Ono,
istri John Lennon, dalang pembunuh sebenarnya. Motifnya adalah hak
waris atas harta Lennon yang luar biasa besar. Mc Cartney sangat meyakini teori
ini, mengingat Yoko pernah merekayasa penangkapan polisi terhadap Lennon atas
kasus ganja.
Lalu, adakah
teori lain? Ada. Teori itu
dikemukakan oleh Fenton Bresler, penulis buku “Who Killed John Lennon”. Fenton mengemukakan teori bahwa Presiden
Ronald Reagen mungkin terlibat dalam pembunuhan itu. Tesisnya mengatakan bahwa
Chapman telah dicuci otaknya oleh orang Reagen. Motifnya adalah
kegiatan provokatif Lennon yang menyudutkan pemerintahan dengan demonstrasi
menentang kebijakan Reagen. Faktanya, menurut Fenton, CIA dan FBI atas perintah
penguasa, terus melakukan pemantauan kepada Lennon dari tahun 1969-1976. Teori
ini disokong pula oleh fakta bahwa Lennon dan istrinya, Yoko, sempat beberapa
kali ditolak “green card”-nya untuk bisa tinggal di Amerika.
Lennon juga
pernah berkata kepada seorang agen FBI, Paul Krassner, “Dengar, jika terjadi
sesuatu padaku dan Yoko, pahamilah, bahwa itu bukanlah suatu kecelakaan!” Dan benar saja, tanggal 8 Desember 1980,
John Lennon menemui ajalnya.
Berbagai
Teori
Teori yang lain dipaparkan di laman
dailymail. Laporan media tentang mundurnya John dari dunia musik dan
pengungkapan bahwa dia adalah orang yang sangat kaya berkat otak bisnis Yoko,
telah mengubah mantan fan-pemuja itu menjadi pembenci yang ganas.
Dia merasa
bahwa, dengan mengakuisisi rumah-rumah besar dan melakukan investasi, John
telah mengkhianati cita-cita The Beatles dan karena itu mengkhianatinya secara
pribadi. "Suara-suara" di kepalanya menyerukan bahwa hal itu hanya
dapat dibayar dengan darah.
Pengkhianatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar