Sabtu, 09 Agustus 2014

Motif Pembunuhan Legenda Musik John Lennon

Dalam artikel tertanggal 24 August 2012  yang berjudul "Siapa Pembunuh John Lennon?" seorang penulis kompasiana mengulas bahwa Mark memiliki banyak kesamaan dengan Lennon. Di rumahnya, Mark menempelkan begitu banyak poster Lennon. Selain memiliki hobi yang sama dengan Lennon, yaitu bermusik dan mencintai benda-benda seni, hal yang paling utama ialah kegemarannya pada obat bius dan ganja, sama persis dengan kesukaan Lennon.


Psikiater yang memeriksa Chapman yakin bahwa ia merupakan peniru fanatik, yang tidak ingin diduakan dengan adanya Lennon asli. Namun, Chapman mulai berubah religius dan fanatik terhadap ajaran Agama Kristen. Ia begitu marah takkala Lennon mengatakan bahwa Beatles lebih populer dari Yesus. Dengan berbagai latar belakang itulah, Mark kemudian membunuh Lennon.

Anehnya, setelah membunuh, Mark tak melarikan diri. Ia hanya duduk di tangga sambil membaca novel, “Catcher In The Rye”, hingga polisi menangkapnya. Ketenangan Mark sempat membuatnya dianggap mengidap gangguan jiwa. Terlebih saat diinterogasi, Mark menyatakan, ia tak merencanakan pembunuhan itu, hanya melihat secara acak dari buku telepon, dan kebetulan ada wajah John Lennon.

Paul Mc Cartney, sahabat Lennon di Beatles, pernah memiliki teori yang lain. Paul berspekulasi bahwa Yoko Ono, istri John Lennon, dalang pembunuh sebenarnya. Motifnya adalah hak waris atas harta Lennon yang luar biasa besar. Mc Cartney sangat meyakini teori ini, mengingat Yoko pernah merekayasa penangkapan polisi terhadap Lennon atas kasus ganja.

Lalu, adakah teori lain? Ada. Teori itu dikemukakan oleh Fenton Bresler, penulis buku “Who Killed John Lennon”. Fenton mengemukakan teori bahwa Presiden Ronald Reagen mungkin terlibat dalam pembunuhan itu. Tesisnya mengatakan bahwa Chapman telah dicuci otaknya oleh orang Reagen. Motifnya adalah kegiatan provokatif Lennon yang menyudutkan pemerintahan dengan demonstrasi menentang kebijakan Reagen. Faktanya, menurut Fenton, CIA dan FBI atas perintah penguasa, terus melakukan pemantauan kepada Lennon dari tahun 1969-1976. Teori ini disokong pula oleh fakta bahwa Lennon dan istrinya, Yoko, sempat beberapa kali ditolak “green card”-nya untuk bisa tinggal di Amerika.

Lennon juga pernah berkata kepada seorang agen FBI, Paul Krassner, “Dengar, jika terjadi sesuatu padaku dan Yoko, pahamilah, bahwa itu bukanlah suatu kecelakaan!” Dan benar saja, tanggal 8 Desember 1980, John Lennon menemui ajalnya.  

Berbagai Teori 

Teori yang lain dipaparkan di laman dailymail. Laporan media tentang mundurnya John dari dunia musik  dan pengungkapan bahwa dia adalah orang yang sangat kaya berkat otak bisnis Yoko, telah mengubah mantan fan-pemuja itu menjadi pembenci yang ganas.

Dia merasa bahwa, dengan mengakuisisi rumah-rumah besar dan melakukan investasi, John telah mengkhianati cita-cita The Beatles dan karena itu mengkhianatinya secara pribadi. "Suara-suara" di kepalanya menyerukan bahwa hal itu hanya dapat dibayar dengan darah.  

Pengkhianatan

Apapun motifnya yang jelas Mark David Chapman akhirnya dijatuhi hukuman 20 tahun penjara dan seumur hidup atas berbagai dakwaan yang menjeratnya. Selama menjalani hukuman,  sebanyak tujuh kali permohonan pembebasan bersyarat Mark selalu ditolak. 



Tidak ada komentar:

Recent Post

Artikel Paling Banyak Dibaca Sepanjang Waktu