Seorang raja besar, yang dikenal sebagai salah satu penakluk dunia yang ulung dan pembangun kota yang indah telah dilahirkan pada tahun 630 SM. Dia adalah Nebukadnezar II, penguasa Kerajaan Chaldean (juga dikenal sebagai Babylonia Baru).
Putra tertua Nabopolassar (pendiri kerajaan Babylonia Baru) itu adalah raja yang paling berkuasa dari dinastinya, dan paling dikenal karena kehebatan ibukotanya, Babylonia, Pintu Gerbang Kota Ishtar (easter), Taman Gantung, Menara Babel, Ziggurat, penaklukan militernya yang luas, dan peranannya dalam sejarah Al-Kitab dan kenabian. Mungkin mengejutkan, kata-katanya sendiri secara langung direkam dalam Al-Kitab (Daniel 4:4-18).
Sebelum berkuasa, Nebukadnezar bertugas sebagai komandan militer dalam masa pemerintahan ayahnya. Ia menjadi raja tepat pada saat kematian ayahnya Agustus 605 SM. Dengan menikahi anak perempuan Cyaxares, ia menyatukan dinasti Median dan Babylonia.
Selama masa Nebukadnezar, Babylonia adalah kota terbesar dunia. Luasnya diperkirakan mencapai 1,000 hektar, dengan sungai Euphrates yang mengalir melewati kerajaan itu. Nama kota mungkin menyimbolkan seluruh kerajaan. (Nebuchadnezzar by Wayne Blank, http://www.keyway.ca)
Kejayaan kotaBabylonia tak lain merupakan hasil karya Nebukadnezar yang dijuluki sebagai pembangun yang spektakuler. Ia membangun kembali kotaBabylonia secara besar-besaran sehingga menjadi kota yang cantik dan melegenda. Kota Babylonia dikelilingi parit dan dinding ganda. Sungai Euphrates mengalir melewati pusat kota, dihubungkan dengan jembatan batu yang indah. Pada pusat kota berdiri ziggurat raksasa yang disebut Etemenanki, "Rumah Perbatasan antara Surga dan Bumi,” yang terletak di depan Kuil Marduk. Itu adalah ziggurat besar yang memberikan inspirasi bagi kisah al-kitab tentang Menara Babel.
Sebagai seorang pemimpin yang cakap, Nebukadnezar IItelah melaksanakan perang militer yang berhasil di Syria dan Phoenicia, memaksakan setoran upeti dari Damaskus, Tyre dan Sidon. Ia melakukan perang besar di Asia Kecil, di daratan Hatti. Seperti Assyria, Babylonia harus berperang selama bertahun-tahun untuk menaklukan koloni-koloni mereka.
Pada tahun 601 SM Nebukadnezar II terlibat pertempuran besar dengan Mesir tapi tidak mendapatkan kemenangan yang meyakinkan. Pada tahun 599 SM ia menyerang Arabia. Pada tahun 597 SM ia menyerang Israel dan merebut Jerusalem dan menggulingkan raja Jehoiakin. Mesir dan Babylonia berperang satu sama lain untuk menguasai timur dekat di sepanjang masa pemerintahan Nebukadnezar, dan ini mendorong raja Zedekiah dari Israel untuk memberontak. Sesudah pengepungan selama 18 bulan Jerusalem dapat direbut pada 587 SM, ribuan Yahudi dideportasi ke Babylonia dan Kuil Solomon diratakan dengan tanah.
Nebukadnezar bertempur melawan Raja Psammetichus II dan Apries sepanjang masa pemerintahannya, dan selama masa pemerintahan Amasis pada tahun 568 BC ia dikabarkan menguasai Mesir. Menjelang 572 Nabukadnezar sepenuhnya mengontrol Mesopotamia, Syria, Phonecia, Israel, Palestina, bagian utara Arabia and bagian-bagian Asia Kecil.(http://en. Wikipedia.org/wiki/File: Nebukadnessar II)
Sesudah meninggal karena sakit pada 562 SM dalam usia 68 tahun, Nebukadnezar digantikan oleh putranya Amel-Marduk. Ia hanya memerintah selama 2 tahun (562 - 560 SM).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar