Jumat, 03 Juni 2016

Muhammad Ali: Legenda Tinju Dunia Yang anti Perang



legenda dunia: Legenda tinju dunia, Muhammad Ali meninggal dunia pada usia 74 tahun. Sebelum meninggal, Ali sempat dirawat di Rumah Sakit Phoenix, Arizona, Amerika Serikat (AS). Selain mengukir prestasi yang hebat di dunia tinju dengan gaya kupu-kupunya, Ali selalu berjuang demi kemanusiaan, seperti menentang perang dan rasisme.


Setelah pensiun dari ring tinju, peraih tiga kali juara dunia tinju kelas berat itu menderita penyakit parkinson. Penyakit ini secara perlahan merampas seluruh kemampuan fisiknya. Setelah 32 tahun bergelut melawan penyakitnya, kini sang legenda harus tutup usia.

Sebagaimana diberitakan Nbcnews, Sabtu (4/6/2016), sebuah upacara pemakaman rencananya akan diselenggarakan di kampung halamannya di Louisville, Kentucky.

Lahir di Classius pada 17 Januari 1942, Ali sudah mulai diperkenalkan dengan dunia tinju sejak berusia 12 tahun oleh kedua orangtuanya. Ali juga sempat meraih sarung emas pada 1960 di Roma. Di tempat yang sama pula ia sukses meraih gelar juara Light Heavyweight.

Selama hidupnya, Ali selalu menentang perang. Ini ia tunjukkan dengan menolak dinas militer ke Vietnam hingga membuatnya dipenjara. Ali juga giat menentang rasisme di Amerika Serikat. Bahkan untuk itu ia sempat melemparkan medali emas olimpiade ke sungai. Terakhir ia menentang keras usulan Donald Trump untuk melarang umat Islam memasuki Amerika Serikat.

Nama Asli

Ali yang bernama asli Cassius Clay itu ternyata mengubah nama tidak hanya sekali. Pria yang kini berusia 74 tahun itu mengubah namanya jadi Muhammad Ali seiring keputusannya menjadi muallaf, memeluk agama Islam, pada 1960 silam.
“Sang legenda ini dikenal ketika seorang pemuda kelahiran Kentucky, Cassius Clay, bergabung dengan Nation of Islam namanya berubah jadi yang kita kenal sekarang Muhammad Ali,” kata Miller, “Tetapi sedikit yang tahu bahwa nama pertamanya untuk berubah adalah Cassius X.”

Saat itu, kata Miller, pada 26 Februari 1964 Ali memberitahu ide nama Cassius X itu kepada Sonny Liston. Miller mengungkapkan Ali mengganti namanya jadi Cassius X karena terinspirasi nama tokoh pergerakan Islam kulit hitam lainnya di Amerika, Malcolm X.

“Tetapi hampir dua pekan kemudian, pada 6 Maret 1964, dia mengumumkan bahwa pimpinan politik dan agama, Elijah Muhammad (yang memimpin Nation of Islam dari 1934 hingga wafatnya pada 1975) memberinya nama baru, Muhammad Ali,” ujar Miller.
Muhammad Ali  perna menolak dengna keras wajib militer Amerika Serikat (AS) pada 28 April 1967. Ini akhirnya berujung pada pencabutan gelar juara tinju kelas berat yang sudah dimilikinya.

Ali menegaskan alasan dirinya menolak wamil karena dia adalah seorang muslim, agama yang cinta damai sehingga menolak berperang untuk militer AS. Sebelumnya, Ali dikenal dekat dengan pergerakan Afrika-Amerika yang membentuk Nation of Islam. Namun, dalam perjalanan hidupnya, Ali memilih untuk menjadi Sufi. “Ali mengumumkan bahwa dia adalah seorang Sufi sekitar 2005 silam, ia mengatakan dari semua sekte Islam, dia merasa memiliki koneksi yang sangat dekat untuk Sufi,” ujar Miller.

Miller yang menulis buku biografi Ali dengan judul ‘Approaching Ali’ mengatakan sang legenda pernah berbicara kepadanya bahwa sufisme memiliki tujuan untuk mencegah segala hal yang bertujuan menghancurkan kemanusiaan dan merusak dunia. “Ini sempurna bagi Ali, yang telah hidup dengan cara Sufi itu selama berdekade sebelum dia mendengarnya,” kata Ali.

Akibat keputusannya menolak wamil dalam perang Vietnam, Ali dicabut gelar juara kelas berat dan disanksi larangan bertanding empat tahun. Ali kemudian bertarung kembali pada 26 Oktober 1970 di Atlanta. Lawannya adalah pemegang sabuk juara kelas berat Jerry Quarry. Ali berhasil menang TKO pada ronde ketiga atas Quarry. Namun, pertarungan itu hampir saja tak bisa terjadi.

“Ali hanya punya waktu enam pekan bersiap untuk pertarungan ini,” kata Miller, “Dalam latihan, sahabat masa kecilnya yang juga mantan juara kelas berat Jimmy Ellis membuat pelipis Ali terluka berat. Namun, bahkan dengan cedera ini, Ali tidak menjadwalkan ulang pertarungannya,” kata Miller.

Ali didiagnosa menderita penyakit saraf Parkinson pada 1984, saat dirinya berusia 42 tahun. “Dia berkomunikasi dengan tangan dan jarinya, mimik wajah, dan mata.”

Satu hal yang tak dilupakan dari cara berkomunikasi yang baru Ali bagi Miller adalah suara berderit yang muncul dari gesekan ibu jari dan telunjuk.

“Dia meniup kepala, menggelitik telapak tangan saat berjabat tangan, menggoda semua orang yang berkunjung kepada dirinya,” kata Miller.

Ali yang terkenal besar mulut saat bertarung di atas ring, ujar Miller, tetap seorang yang besar mulut dalam tanda kutip meskipun dengan kondisi tubuhnya yang menderita Parkinson tersebut.

Miller pertama kali bertemu Ali pada Juni 1975 silam. Sejak saat itu, satu hal lain yang diketahui Miller dan tak diketahui dunia adalah Ali merupakan seorang pesulap amatir.

“Sampai dengan sekarang, setelah bertahun-tahun dengan penyakit Parkinson, Ali selalu mengejutkan para tamu dengan menunjukkan sulap tangan. Dia membuat sapu tangan merah menghilang dari tangan dirinya, dia menggigit koin setengah dan kemudian membuatnya jadi utuh lagi,” ujar Miller.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
Jika ya, silahkan kunjungi website ini www.kumpulbagi.com untuk info selengkapnya.

Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)

Recent Post

Artikel Paling Banyak Dibaca Sepanjang Waktu