Rabu, 19 Januari 2011

Ahmadinejad, Presiden Bertampang Pelayan


Banyak orang mengenal Presiden Iran, Mahmoud Ahamdinejad, sebagai orang yang berani menentang kehendak negara-negara superpower. Dengan keberanian luar biasa, dia menolak permintaan AS, negara-negara Eropa, dan Israel untuk menghentikan program nuklirnya.



Padahal melawan negara-negara yang menguasai opini dunia dan PBB itu, resikonya sangat besar. Mulai dikucilkan dalam pergaulan dunia, sanksi ekonomi, sampai serangan militer. Namun Ahmadinejad dengan keyakinan yang kuat, berjalan terus dengan program nuklirnya.

Sesungguhnya, yang paling menarik dari sosok Ahmadinejad adalah penampilannya yang jauh dari kesan mewah dan eksklusif sebagaimana biasanya ditampilkan para pejabat negara. Ahmadinejad sangat kontras dengan para mullah paska revolusi yang bergelimang harta. Penampilan Ahmadinejad bak seorang pelayan sementara para mullah tinggal di rumah mewah, mengendarai mobil mewah dan menampilkan gaya hidup yang glamour. Para mullah yang memimpin revolusi Iran, setelah berkuasa telah banyak yang melupakan tujuan dari revoluasi itu sendiri. Secara sinis dilukiskan, mereka tidur lebih nyenyak dan panjang di tengah kelaparan yang mendera sebagian besar rakyat Iran.

Sebagai presiden, Ahmadinejad tampil sangat bersahaja dan jauh dari pamor kepresidenan. Pada salah satu acara dengan kalangan mahasiswa, salah satu peserta menanyakan penampilannya yang tidak menunjukkan tampang seorang presiden. Dengan lugas ia menjawab,:"Tapi saya punya tampang pelayan. Dan saya hanya ingin menjadi pelayan rakyat."

Kesederhanaan Ahmadinejad sebagai pemimpin memang sudah dimulai ketika menjabat sebagai Walikota. Ia pernah tampil dengan sepatu yang bolong-bolong. Kalau dalam perjalanan menemukan kotoran berserakan di jalanan, dia tak segan-segan ikut menyapu jalanan dan bangga bisa melakukan seperti itu. Sampai sekarang pun ia masih tampil dengan kemeja lengan panjang sederhana sehingga jika kita tidak mengenalnya sebelumnya kita tidak akan pernah mengira bahwa dia seorang presiden.

Sejak hari pertama menjabat ia langsung memembuat kebijakan menggandakan pinjaman lunak bagi pasangan muda yang hendak menikah dari 6 juta rial menjadi 12 juta rial, pembagian sup gratis bagi orang miskin setiap pekan, dan menjadikan rumah dinas walikota sebagai museum publik. Ia sendiri memilih tinggal di rumah pribadinya di kawasan Narmak yang miskin yang hanya berukuran luas 170 m persegi. Ia bahkan melarang pemberian sajian pisang bagi tamu walikota mengingat pisang merupakan buah yang sangat mahal yang harganya bisa mencapai 6000 rupiah per bijinya.

Ia menunjukkan dirinya sebagai pekerja keras yang sengaja memperpanjang jam kerjanya agar dapat menerima warga kota yang ingin mengadu.
Ahmadinejad juga dikenal sebagai Walikota yang vokal. Ketika menjadi Walikota Teheran, ia tak segan-segan mengkritik Presiden jika dianggapnya melakukan kekeliruan. Dalam suatu rapat kabinet (di Iran seorang Walikota ikut rapat kabinet) Ahmadinejad berdebat keras dengan Presiden Mohammad Khatami, yang dianggapnya tidak peka terhadap aspirasi penduduk Iran).

Karena tindakannya itu akhirnya dia dilarang ikut dalam rapat kabinet. Hal inilah yang menyebabkan nama Mahmoud Ahmadinejad semakin berkibar di hati penduduk Iran.
Begitu menjadi presiden, ia memangkas semua biaya dan fasilitas kedinasan yang tidak sine-qua-non terutama dengan urusan pribadi. Dalam pandangannya, untuk mewujudkan masyarakat Islam yang maju dan sejahtera, pejabat negara haruslah memiliki standar hidup yang sama dengan rakyat kebanyakan, mencerminkan kehidupan nyata dari masyarakatnya, dan tidak hidup di menara gading.

Ia menetapkan PPN baru bagi orang-orang kaya dan mengunakan dananya untuk membangun perumahan bagi rakyat miskin. Ia membawa 'uang minyak ke piring-piring orang miskin' dengan program "Reza Love Fund" (Reza adalah Imam kedelapan kaum Syiah) dengan mengalokasikan 1,3 milyar dollar untuk program bantuan bagi kalangan muda saat menikah, memulai usaha baru dan membeli rumah.

Dalam masa pemerintahannya, dia banyak melakukan terobosan dengan memberantas korupsi. Dia juga mengembangkan ekonomi kerakyatan dengan mengimplementasikan perbaikan ekonomi yang menyentuh rakyat banyak. Hal inilah yang menyebabkan pengurangan jumlah orang miskin Iran selama masa pemerintahannya.
Ahmadinejad juga membuat program pembagian “saham keadilan”, di mana setiap saham perusahaan negara dibagikan kepada kalangan masyarakat bawah untuk mengolahnya, yang kemudian keuntungannya akan dikembalikan pada mereka

Di bawah tekanan AS dan sekutunya, Ahmadinejad mampu membawa ekonomi bangsanya menuju kemandirian.. Dutabesar Republik Iran untuk RI, Behrooz Kamalvandi, mengatakan, selama 25 tahun hidup di bawah sanksi Iran terbukti lebih mandiri. Dulu, Iran tidak memproduksi sendiri peluru untuk senapan, tetapi kini bahkan sudah bisa membuat rudal dengan jarak jangkau menengah. Tak hanya itu, Iran adalah produsen mobil dengan peringkat nomor 10 di dunia.

Diapun menambahkan, dulu warga Iran harus mengimpor beras. Tetapi kini negaranya bahkan mampu mencukupi kebutuhan pangan sendiri. Iran juga mampu membangun jaringan pipa gas hingga ke pelosok dan jaringan air minum yang memungkinkan rakyat Iran bisa meminum air bersih, langsung dari kran.

Meski mengagumi Imam Khomeini dan hidup asketis tidak berarti Ahmadinejad
konservatif. Dalam kehidupan sosial ia tampil moderat. Ketika ditanya apakah ia akan memaksakan penggunaan jilbab di kalangan remaja Teheran, ia menjawab,:"Orang cenderung berpikir bahwa kembali ke nilai-nilai revolusioner itu hanya urusan memakai jilbab yang baik. Masalah sejati bangsa ini adalah lapangan kerja dan perumahan untuk semua, bukan apa yang harus dipakai."

Pada masa kampanye ketika para kontestan mengorek sakunya dalam-dalam
untuk menarik perhatian massa, Ahmadinejad bahkan tidak sanggup untuk mencetak foto-foto dan atributnya sebagai calon presiden. Ketika menjadi Walikota ia menyumbangkan semua gajinya untuk rakyat miskin dan hidup dengan gajinya sebagai dosen. Tampaknya ia tak memiliki banyak tabungan sehingga tidak mampu mengeluarkan uang sepeser pun untuk kampanye. Ia hanya bisa mengecam para calon presiden yang menggunakan dana ratusan milyar untuk berkampanye atau bagi-bagi uang untuk menarik simpati rakyat. Toh ia mampu memenangkan pemilu dengan menyisihkan tokoh-tokoh besar macam Akbar Hashemi Rafsanjani dan Mahdi Karrubi.

Ahmadinejad memang penuh dengan kontroversi. Ia presiden yang tidak
berasal dari mullah yang selama puluhan tahun telah mendominasi hampir semua pos kekuasaan di Iran. Ia juga bukan berasal dari elit yang dekat dengan kekuasaan, dan tidak memiliki track-record sebagai politisi.
Siapakah sebenarnya Ahmadinejad? Suatu hari di Teheran pada tahun 1956 lalu, lahir seorang bayi laki-laki di perkampungan Garmsar, tidak jauh dari kota Teheran. Tidak ada yang istimewa pada sosok bayi tersebut, yang diberi nama Mahmoud Ahmadinejad.

Dia juga bukan dilahirkan dari keturunan bangsawan ataupun ningrat, melainkan bapaknya hanya seorang pandai besi. Lima puluh tahun kemudian bayi tersebut menjadi seorang presiden di sebuah negara para mullah.

Masa kecil Ahmadinejad sangat berat dan memprihatinkan. Karena kehidupan sangat sulit, ketika Nejad berusia satu tahun, keluarga tersebut akhirnya pindah untuk mencari kehidupan yang lebih baik ke Teheran. Ternyata Teheranpun bukanlah tempat yang lebih baik untuk mendapat kesempatan memperbaiki ekonomi. Setiap hari sepulang sekolah dia ikut membantu ayahnya menempa besi. Meski ekonomi keluarga yang sulit, orang tua Ahamadinejad tetap berusaha keras untuk menyekolahkan anaknya.

Keteguhan, ketabahan, dan mental baja orang tua rupanya diwarisi oleh Ahmadinejad, sampai akhirnya pada tahun 1976 Ahmadinejad masuk Universitas Ilmu Teknologi Iran (IUST) Jurusan Teknik Sipil. Sejak itulah mulai muncul idealisme dan sensitifitasnya terhadap kondisi bangsa Arab pada umumnya. Pemikiran-pemikirannya banyak diterima teman-teman seangkatannya yang sangat mewarnai kehidupannya di tempat kuliah. Di kampus dia aktif berorganisasi, bahkan pada tahun 1980 Ahmadinejad menjadi ketua perwakilan IUST di persatuan mahasiswa Iran. Ahmadinejad juga ikut terlibat dalam pendirian Daftar-e Tahkim-e Vahdat.

Setelah lulus dari S1 Ahmadinejad melanjutkan ke S2 di kampus yang sama pada tahun 1986. Pada tahun itu juga saat pecah perang Iran - Irak rasa nasionalismenya mendorongnya untuk ikut dalam Korps Pengawal Revolusi Iran (Pasdaran). Meskipun bukan dari pendidikan militer tetapi Ahmadinejad bukan anak bawang dalam pasukan tersebut. Terbukti, dia beberapa kali terlibat aktif dalam berbagai operasi yang dilakukan di Kirkuk, Irak. Bekal patriotisme dan keberaniannya sangat mendukung karismanya di belakang hari.

Setelah meraih gelas MSc, sebagai seorang anggota Pengamanan Republik Islam Iran Ahmadinejad mendapatkan kesempatan untuk terus melanjutkan ke jenjang S3 yang akhirnya mendapatkan gelas Phd untuk program teknik dan perencanaan jalan dan transportasi yang pada akhirnya membawanya menjadi profesor di Kampus IUST itu juga.
Karir Ahmadinejad terus menanjak dengan diangkat sebagai Kepala Teknik dalam Pasukan Keamanan Satuan Pengamanan Revolusionaris Islam dan Kepala Staf di provinsi barat Iran. Usai perang dengan Irak, Ahmadinejad diangkat menjadi Penasehat Menteri Kebudayaan dan Panduan Islam. Bersamaan dengan jabatan tersebut dia juga menjadi gubernur di provinsi Aedabil, dari 1993 - 1997. Pada akhirnya masyarakat Iran mulai mengenal sosok pendobrak ini pada saat Ahmadinejad menjadi Wali Kota Teheran pada Mei 2003. Jabatan inilah yang mengantarkannya menjadi presiden Iran.
.
Referensi :
1)http://finance.groups.yahoo.com, “Kisah Menarik Ahmadinejad”
2)http://imnbanten.wordpress.com, 23 Desember 2007, ”Bisakah Diterima Sosok Ahmadinejad Di Indonesia?”
3)http://indonesianvoices.blogspot.com, Juni 2008, “Kesederhanaan Mahmud Ahmadinejad …..”
4)http://indonesianvoices.blogspot.com, Juni 2008, “Mahmud Ahmadinejad Putra-Seorang Pandai Besi”
5)http://panca.wordpress.com, 6 Desember 2006, “Surat dari Presiden Republik Islan Iran Mahmoud Ahmadinejad untuk Seluruh Warga Dunia Terutama Bangsa AS”
6)http://kolom-resensi.blogspot.com, Juli 2009, “Panggung Dunia Ahmadinejad”
7)http://www-id.icc-jakarta.com, Senin, 26 Nopember 2007, 18:22, “Wawancara dengan Dubes Iran untuk Indonesia”, diambil dari Republika, 24 Nopember 2007
8)http://www.lipi.go.id, Rabu, 17 Juni 2009, “Rakyat Iran Senang Gaya Kepemimpinan Ahmadinejad”, dikutip dari Harian Umum Pelita, 17 Juni 2009

Tidak ada komentar:

Recent Post

Artikel Paling Banyak Dibaca Sepanjang Waktu