Rabu, 04 Maret 2015

Manusia-Manusia Terkejam Dunia I: Kaisar Nero dari Romawi

Kaisar yang memerintah Kerajaan Romawi dari tahun 54 M sampai tahun 68 M ini dikenal sangat bengis dan biadab. Ini tak terlepas dari latar belakang keluarganya yang dikenal sangat kejam juga. Dia adalah Kaisar Nero
Raja yang bernama lengkap Nero Claudius Caesar Augustus Germanicus  itu adalah kaisar Romawi kelima dan terakhir dari dinasti Julio-Claudian. Sejak kecil Nero diadopsi oleh pamannya, Claudius untuk menjadi penerus tahtanya. Ia naik tahta pada tanggal 13 Oktober 54 setelah Claudius meninggal.


Hanya sedikit sekali kebaikan Nero  yang bisa dikenang. Pada masa kekuasaannya, ia memerintahkan pembangunan teater dan permainan atletik. Kekuasaannya juga berhasil memenangkan perang dan berdamai dengan kekaisaran Parthian (tahun 58 M – 63 M) dan meningkatkan tali hubungan diplomasi dengan Yunani.


Sebaliknya Kekuasaan Nero lebih didominasi sisi kelabu. Ia sering dihubungkan dengan tirani dan kekejaman. Sejarawan Roma Tacitus (56-120 M) mengisahkan untuk mendirikan sebuah kota Roma yang baru, Nero dengan sengaja membakar kota Roma. Penduduk meyakini Nerolah yang membakar kota, tapi Nero mengkambinghitamkan pengikut agama Nasrani.

Nero menggunakan cara yang sangat biadab untuk menghukum mereka. Dalam sebuah arena perlombaan, sebagian pengikut Nasrani ditutupi dengan kulit hewan lalu melepas serombongan anjing pemburu yang kemudian menggigit dan mencabik-cabik mereka hingga mati.

Bagi pengikut Nasrani yang masih tersisa, Nero memerintahkan anak buahnya supaya mengikat mereka bersama jerami kering untuk disusun di dalam sebuah taman dan dijadikan obor. Pada tengah malam mereka dibakar dan dijadikan hiburan bagi Nero yang lalim. Referensi tentang kebiadaban Nero juga didapatkan dari  Suetonius dan Cassius Dio.


Kekejaman Nero mungkin terbentuk oleh lingkungan keluarganya. Pada tahun 37 M, Nero lahir di sebuah kota pesisir yang ramai sekitar Roma bernama Anchio. Ayahnya adalah seorang pejabat administrasi yang mempunyai reputasi jelek dan berperilaku buruk. Dia pernah membunuh banyak orang yang tak berdosa dengan sewenang-wenang.


Ibu Nero bernama Aklibina, yang merupakan adik dari Kaisar Kaligula.  Wanita ini sangat cantik tapi memiliki ambisi yang besar dalam kekuasaan. Dia juga sangat licik, suka melakukan pembunuhan massal dan menyiksa orang lain untuk meraih kesenangan.


Dia menikah lagi dengan seorang bangsawan kaya, sehingga berkesempatan menyediakan pendidikan kelas satu bagi Nero. Kemudian, ketika istri ketiga dari kaisar imperialis Roma Klautikse meninggal dunia, dia pun memanfaatkan kecantikannya untuk memikat kaisar tua itu, yang sebenarnya juga pamannya. Akhirnya pada tahun 49 M, dia berhasil menjadi seorang permaisuri.


Tahun berikutnya, dia berusaha membuat kaisar menerima Nero sebagai anak angkat, serta mengupayakan agar putri kaisar menikah dengan Nero. Lalu dia berhasil memaksa kaisar menghapus posisi Bunitanix sebagai putra mahkota, dan mengangkat Nero sebagai penggantinya.


Ketika kaisar tua merasa menyesal atas pengangkatan Nero sebagai pewaris takhta, wanita itu membunuhnya dengan meracuninya. Lalu dengan menggunakan uang kerajaan dalam jumlah besar ia membeli pasukan pengawal istana, kemudian memproklamirkan Nero yang baru berusia 17 tahun itu sebagai kaisar baru Roma.

Begitu Nero yang masih belia itu naik takhta, dia langsung memandang Bunitanix sang adik, sebagai ancaman. Pada kesempatan sebuah pesta kerajaan, dia meracuni Bunitanix yang masih berusia 14 tahun dengan arak beracun. Ketika adiknya sekarat, Nero tetap asyik menikmati hidangan, sambil berkomentar,"Ia hanya terserang penyakit ayan saja". Ini membuat para tamu di pesta ini ketakutan.
 
Aklibina, sang ibu yang juga gila kekuasaan, sering mengatasnamakan Nero untuk melakukan tindakan kekerasan dan acap kali tampil dengan kedudukannya bagai seorang ratu. Ini membuat Nero sangat marah. Khawatir ibunya merebut kekuasaan, ia pun menghabisi ibunya sendiri. Ia memerintahkan peneggelaman kapal yang ditumpang ibunya. Tapi ibunya masih lolos dari maut dan berhasil berenang sampai pantai, serta mengutus seorang untuk mengirim surat.


Ketika Nero menerima surat dan berbicara dengan pengantar surat itu, dengan diam-diam dia menaruh sebilah belati di atas tanah dan melaporkan pada pengawalnya bahwa ibunya mengirim seseorang untuk membunuhnya. Ini dijadikan alasan untuk membunuh ibunya sesuai dengan fakta yang ada. Aklibina pun menerima balasan yang setimpal untuk perbuatan jahatnya selama ini.


Nero bahkan membunuh istrinya satu persatu. Istri pertamanya ia bunuh ketika sedang hamil. Istri keduanya bernama Bobia dibunuh karena mengeluh Nero pulang kemalaman. Istri ketiganya Statilia yang pernah membunuh suami sebelumnya, balik dibunuh oleh Nero.

Ia pun perintahkan gurunya untuk bunuh diri, sebab Nero berpendapat bahwa sang gurunya itu mencoba mendominasi dirinya. Setelah itu, Nero pun kehilangan kontrol diri dan berbuat sewenang-wenang serta berfoya-foya, tenggelam dalam kemewahan, berpesta pora serta meboroskan uang dengan seenaknya saja.
 
Ketika itu, daerah kekuasaan Nero sangatlah luas, membentang mulai dari bagian utara daerah Britania selatan hingga ke selatan daerah Marokko, daerah timur Atlantik hingga barat laut Kaspia. Ia memerintah wilayah yagn sangat luas itu dengan tangan besi Rakyat tak punya hak bicara, lembaga tinggi negara lumpuh. Ia memerintah dengan like and dislike.



Ia suka sekali berwewah-mewahan. Ketika bepergian dan piknik dia dikawal oleh 1.000 iring-iringan kereta mewah. Dia juga suka sekali berjudi.

Pada saat Nero mewarisi takhta kerajaan, Roma masih tergolong sangat makmur, termasuk bagian dari tahun yang paling makmur dan jaya di sejarah Roma. Namun karena ia terus menghambur-hamburkan uang negara dan suka berjudi, uang negara pernah dalam keadaan kosong. Untuk mengisinya kembali ia membunuh puluhan tuan tanah Spanyol dan Afrika Utara dan merampas harta-kekayaan mereka. Dia pun menghapus pengurangan pajak serta subsidi terhadap fakir miskin dan orang jompo yang diterapkan di masa lalu, menguasai paksa harta kekayaan kuil dan mendepresiasi nilai mata uang.
 
Sepak terjang Nero itu membangkitkan pemberontakan di seluruh penjur negeri. Ketika rakyat mengepung istananya, ia berhasil meloloskan diri, tapi kemudian bunuh diri. Nero meninggal pada usia 31 tahun. 

Tidak ada komentar:

Recent Post

Artikel Paling Banyak Dibaca Sepanjang Waktu