Kaisar yang memerintah Kerajaan
Romawi dari tahun 54 M sampai tahun 68 M ini dikenal sangat bengis dan biadab.
Ini tak terlepas dari latar belakang keluarganya yang dikenal sangat kejam
juga. Dia adalah Kaisar Nero
Raja
yang bernama lengkap Nero Claudius Caesar Augustus Germanicus itu
adalah kaisar Romawi kelima dan terakhir dari dinasti
Julio-Claudian. Sejak kecil Nero diadopsi oleh
pamannya, Claudius untuk menjadi penerus tahtanya. Ia naik tahta pada
tanggal 13 Oktober 54 setelah Claudius meninggal.
Hanya sedikit sekali kebaikan Nero
yang bisa dikenang. Pada masa kekuasaannya, ia memerintahkan pembangunan
teater dan permainan atletik. Kekuasaannya juga berhasil memenangkan perang dan
berdamai dengan kekaisaran Parthian (tahun 58 M – 63 M) dan
meningkatkan tali hubungan diplomasi dengan Yunani.
Sebaliknya Kekuasaan Nero lebih
didominasi sisi kelabu. Ia sering dihubungkan dengan tirani dan kekejaman. Sejarawan
Roma Tacitus (56-120 M) mengisahkan untuk mendirikan sebuah kota Roma
yang baru, Nero dengan sengaja membakar kota Roma. Penduduk meyakini Nerolah yang
membakar kota, tapi Nero
mengkambinghitamkan pengikut agama Nasrani.
Nero menggunakan cara yang sangat
biadab untuk menghukum mereka. Dalam sebuah arena perlombaan, sebagian pengikut
Nasrani ditutupi dengan kulit hewan lalu melepas serombongan anjing pemburu
yang kemudian menggigit dan mencabik-cabik mereka hingga mati.
Bagi pengikut Nasrani yang masih
tersisa, Nero memerintahkan anak buahnya supaya mengikat mereka bersama jerami
kering untuk disusun di dalam sebuah taman dan dijadikan obor. Pada tengah
malam mereka dibakar dan dijadikan hiburan bagi Nero yang lalim. Referensi
tentang kebiadaban Nero juga didapatkan dari
Suetonius dan Cassius Dio.
Kekejaman Nero mungkin terbentuk oleh lingkungan
keluarganya. Pada tahun 37 M, Nero lahir di sebuah kota pesisir
yang ramai sekitar Roma bernama Anchio. Ayahnya adalah seorang pejabat
administrasi yang mempunyai reputasi jelek dan berperilaku buruk. Dia pernah membunuh
banyak orang yang tak berdosa dengan sewenang-wenang.
Ibu Nero bernama Aklibina, yang
merupakan adik dari Kaisar Kaligula. Wanita ini sangat cantik tapi memiliki ambisi
yang besar dalam kekuasaan. Dia juga sangat licik, suka melakukan pembunuhan
massal dan menyiksa orang lain untuk meraih kesenangan.
Dia menikah lagi dengan seorang bangsawan kaya, sehingga
berkesempatan menyediakan pendidikan kelas satu bagi Nero. Kemudian, ketika
istri ketiga dari kaisar imperialis Roma Klautikse meninggal dunia, dia pun
memanfaatkan kecantikannya untuk memikat kaisar tua itu, yang sebenarnya juga pamannya.
Akhirnya pada tahun 49 M, dia berhasil menjadi seorang permaisuri.
Tahun berikutnya, dia berusaha membuat kaisar menerima Nero
sebagai anak angkat, serta mengupayakan agar putri kaisar menikah dengan Nero.
Lalu dia berhasil memaksa kaisar menghapus posisi Bunitanix sebagai putra
mahkota, dan mengangkat Nero sebagai penggantinya.
Ketika kaisar tua merasa menyesal atas
pengangkatan Nero sebagai pewaris takhta, wanita itu membunuhnya dengan
meracuninya. Lalu dengan menggunakan uang kerajaan dalam jumlah besar ia
membeli pasukan pengawal istana, kemudian memproklamirkan Nero yang baru
berusia 17 tahun itu sebagai kaisar baru Roma.
Aklibina, sang ibu yang juga gila
kekuasaan, sering mengatasnamakan Nero untuk melakukan tindakan kekerasan dan
acap kali tampil dengan kedudukannya bagai seorang ratu. Ini membuat Nero
sangat marah. Khawatir ibunya merebut kekuasaan, ia pun menghabisi ibunya
sendiri. Ia memerintahkan peneggelaman kapal yang ditumpang ibunya. Tapi ibunya
masih lolos dari maut dan berhasil berenang sampai pantai, serta mengutus
seorang untuk mengirim surat.
Ketika Nero menerima surat dan berbicara dengan pengantar surat itu, dengan diam-diam dia menaruh
sebilah belati di atas tanah dan melaporkan pada pengawalnya bahwa ibunya
mengirim seseorang untuk membunuhnya. Ini dijadikan alasan untuk membunuh
ibunya sesuai dengan fakta yang ada. Aklibina pun menerima balasan yang
setimpal untuk perbuatan jahatnya selama ini.
Nero bahkan membunuh istrinya satu
persatu. Istri pertamanya ia bunuh ketika sedang hamil. Istri keduanya bernama
Bobia dibunuh karena mengeluh Nero pulang kemalaman. Istri ketiganya Statilia
yang pernah membunuh suami sebelumnya, balik dibunuh oleh Nero.
Ia pun perintahkan gurunya untuk bunuh
diri, sebab Nero berpendapat bahwa sang gurunya itu mencoba mendominasi
dirinya. Setelah itu, Nero pun kehilangan kontrol diri dan berbuat
sewenang-wenang serta berfoya-foya, tenggelam dalam kemewahan, berpesta pora
serta meboroskan uang dengan seenaknya saja.
Ketika itu, daerah kekuasaan Nero
sangatlah luas, membentang mulai dari bagian utara daerah Britania selatan
hingga ke selatan daerah Marokko, daerah timur Atlantik hingga barat laut
Kaspia. Ia memerintah wilayah yagn sangat luas itu dengan tangan besi Rakyat
tak punya hak bicara, lembaga tinggi negara lumpuh. Ia memerintah dengan like
and dislike.
Ia suka sekali
berwewah-mewahan. Ketika bepergian dan piknik dia dikawal oleh 1.000
iring-iringan kereta mewah. Dia juga suka sekali berjudi.
Pada saat Nero mewarisi takhta kerajaan, Roma masih
tergolong sangat makmur, termasuk bagian dari tahun yang paling makmur dan jaya
di sejarah Roma. Namun karena ia terus menghambur-hamburkan uang negara dan
suka berjudi, uang negara pernah dalam keadaan kosong. Untuk
mengisinya kembali ia membunuh puluhan tuan tanah Spanyol dan Afrika Utara dan
merampas harta-kekayaan mereka. Dia pun menghapus pengurangan pajak serta
subsidi terhadap fakir miskin dan orang jompo yang diterapkan di masa lalu,
menguasai paksa harta kekayaan kuil dan mendepresiasi nilai mata uang.
Sepak terjang Nero itu membangkitkan
pemberontakan di seluruh penjur negeri. Ketika rakyat mengepung istananya, ia
berhasil meloloskan diri, tapi kemudian bunuh diri. Nero meninggal pada usia
31 tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar